Bagi
Anda yang sering mengalami nyeri dada berulang ada baiknya memikirkan untuk
melakukan kateterisasi jantung. Dimana dengan melakukan kateterisasi jantung
ini akan didapatkan hasil kelainan pembuluh darah arteri koroner; baik dari
presentase penyempitan pembuluh darah, jumlah pembuluh darah yang menyempit,
kondisi penyempitan (panjang/pendek), dan besar kecilnya sebuah pembuluh darah.
Tapi,
bukan berarti Anda dengan bebas bisa melakukan kateterisasi jantung (Coronary
Angiografy) ini, karena biasanya tim medis akan menilai seseorang yang pantas mengikuti
tindakan invasif ini (kateterisasi jantung). Dimana, biasanya seseorang yang
diindikasikan untuk melakukan kateter jantung (Coronary Angiografy) adalah:
1. Mengalami
gagal jantung kanan maupun kiri.
2. Sakit
dada yang berulang-ulang
3. Pasien
dengan tekanan darah rendah (hipotensi) maupun pasien dengan tekanan darah
tinggi (hipertensi).
4. Edema
paru
5. Setelah
operasi jantung
6. Penyakit
katub jantung
Sedangkan
seseorang yang tidak dianjurkan untuk melakukan kateter jantung adalah:
1. Pasien
yang mengalami gagal jantung kongestif yang tidak terkontrol
2. Infeksi/demam
3. Elektrolit
yang tidak seimbang (bisa dilihat dihasil pemeriksaan laboratorium elektrolit)
4. Perdarahan
pada saluran cerna (lambung) atau anemia
5. Hamil
6. Pasien
tidak kooperatif
7. Keracunan
obat
8. Pasien
gagal ginjal
9. Pasien
yang mengalami perdarahan yang tidak terkontrol.
Kalau
Anda termasuk orang yang indikasikan untuk melakukan kateterisasi jantung maka
Anda akan dibuatkan jadwal untuk dilakukan kateterisasi jantung (Coronary
Angiografy). Tapi, ingat tindakan kateterisasi jantung ini bukan tindakan
pengobatan pada pasien jantung melainkan hanya sebagai pemeriksaan penunjang
untuk melihat kelainan pembuluh darah arteri koroner. Jadi jika sudah
didapatkan hasil dari kateterisasi jantung, biasanya tim medis akan melakukan
tindakan untuk ‘memperbaiki’ kondisi jantung. Bisa melalui pemasangan cincin
sampai pemasangan CABG (Coronary Artery Baypass Graft) jika oklusi arteri
koroner lebih dari 70% pada satu pembuluh darah atau lebih.
Lalu,
timbul pertanyaan bagaimana proses kateterisasi jantung? proses kateterisasi
jantung biasanya memerlukan beberapa orang petugas kesehatan untuk
melakukannya. Biasanya ada dokter dan perawat melakukan pemasangan kateterisasi
jantung dan ada perawat bagian kontrol pergerakan irama jantung dan tekanan
darah serta ada petugas radiologi.
Sedangkan
prosesnya sendiri biasanya dimulai dengan pemberian obat anastesi untuk
menghindari nyeri, lalu akan dipasang selongsong kateter yang masuk melalui
arteri femoralis lalu menuju arteri brakhialis yang mana biasanya dibantu dengan
kawat pemandu, kateter akan didorong sampai pembuluh darah target, lalu akan
disemprot zat kontras ke pembuluh darah koroner pada berbagai posisi sehingga tercitra dengan baik. Dimana prosedur
ini akan dilakukan secara bergantian antara koroner kiri maupun koroner kanan
dengan kateter akan tersambung pada monitor tekanan darah.
Pertanyaan
selanjutnya apakah ada komplikasi dari keteterisasi jantung? seperti pada
tindakan invasif lainnya, pemasangan kateter pada jantung juga ada
komplikasinya. Yang mana komplikasinya ada yang besar adapula komplikasi kecil.
Berikut
komplikasi pada pemasangan kateter pada jantung:
1. Kematian
jaringan pada otot jantung
2. Alergi
berat pada zat kontras
3. Kelainan
irama jantung yang berat
4. Kematian.
0 Response to "Kateterisasi Jantung: Cara Mengetahui Kelainan Pembuluh Darah Arteri"
Posting Komentar