Apa
itu infark miokardium? Infark miokardium atau dalam bahasa awamnya serangan
jantung terjadi ketika salah satu arteri koroner tersumbat sepenuhnya. Daerah
miokardium yang dipasok oleh arteri
koroner tersebut kehilangan oksigen dan nutrien lain. Penyumbatan total dan
mendadak yang mempercepat infark ini biasanya disebabkan oleh trombosis yang
menempel atau spasme arteri koroner.
Lalu
bagaimana mendiagnosis infark miokardium? Ada tiga cara atau kompenen untuk
menentukan adanya infark miokardium pada seseorang. Tiga cara mendiagnosis
infark jantung adalah dengan: anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan
enzim jantung dan EKG.
Cara
mendiagnosis infark miokardium:
1. Anamnesis
dan pemeriksaan fisik: biasanya penderita dengan keluhan nyeri dada substernal
yang lama dan seperti diremas, menjalar ke mandibula atau lengan kiri, disertai
dengan mual, berkeringat banyak, dan merasakan sesak nafas. Jika Anda
mendapatkan keluhan tersebut, jangan ragu untuk menengakkan diagnosa infark
miokardium. Tapi, sebagian besar penderita, terutama mereka yang menderita
diabetes melitus dan usia lanjut, mungkin tidak menunjukkan semua gejala ini.
Beberapa infark bahkan bersifat ‘tenang’, sama sekali tidak memiliki
manifestasi klinis yang jelas.
2. Enzim
jantung: sel miokardium yang mati akan mengeluarkan kandungan selnya ke dalam
aliran darah. Peningkatan kadar kreatinin kinase (CK) dalam darah, terutama
isoenzim MB, merupakan petunjuk kuat adanya infark. Pemeriksaan enzim Troponin
I sekarang juga merupakan bagian penting evaluasi kecurigaan adanya infark
miokardium karena enzim ini meningkat lebih awal dari pada isoenzim CK-MB.
Kadarnya dapat tetap tinggi selama beberapa hari. Kadar CK biasanya tidak
meningkat sampai 6 jam sesudah infark dan kembali normal dalam 48 jam.
3. EKG:
ini merupakan cara ketiga dalam mendiagnosis adanya infark pada penderita. Pada
kebanyakan infark, EKG dapat menyingkap tirai diagnosis yang tepat. Tampak
perubahan elektrokardiografik yang khas pada miokardium dan perubahan yang
paling awal terjadi hampir bersamaan dengan terjadinya kerusakan miokardium.
Selama infark miokardium akut, gambaran EKG berubah melalui tiga stadium:
a. Gelombang
T meninggi (T hiperakut) yang diikuti inversi gelombang T.
b. Elevasi
Segmen ST
Itulah tiga cara dalam mendiagnosis adanya Infark Miokardium pada penderita. Semoga
artikel singkat ini menambah pengetahuan kita semua. Aamiin.
0 Response to "Bagaimana Cara Mendiagnosis Infark Miokardium Pada Pasien?"
Posting Komentar